Korban Tewas Akibat Tsunami dan Gempa Palu-Donggala Bertambah Jadi 844 Orang

TOPNEWS-COM - Korban tewas akibat gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah(Sulteng), bertambah menjadi 844 Orang. Jumlah itu, diperkirakan akan terus bertambah karena masih ada korban yang tertimpa bahan bangunan rumah dan hotel yang belum berhasil dievakuasi.

‘’Alat-alat berat belum dapat menjangkau di semua daerah sasaran gempa, maka korban gempa yang tertimbun bahan bangunan rumah belum seluruhnya dapat dievakuasi,’’ Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho saat jumpa pers di Gedung BNPB, Jakarta, Senin (1/10/2018).

Ia mengatakan, jumlah korban meninggal paling banyak berada di Palu, yakni 821 orang. Sebanyak 744 jenazah di antaranya sudah teridentifikasi. Kemudian, di wilayah Parigi Moutong ada 12 orang meninggal dan di Donggala 11 orang meninggal.

"Dari wilayah Sigi belum dapat informasi karena keterbatasan alat komunikasi," ujar Sutopo. Sedangkan korban hilang akibat gempa dan tsunami mencapai 90 orang . Menurut Sutopo bahwa data korban meninggal, luka dan hilang itu, masih bersifat sementara. Kemungkinan jumlah korban bisa bertambah. Ia menjelaskan, korban meninggal karena tertimpa reruntuhan bangunan  masih ada yang belum berhasil dievakuasi karena beratnya objek yang ditangani seperti yang terjadi di hotel.
Selain korban meninggal, dilaporkan ada sebanyak 632 orang mengalami luka berat. Mereka tengah dirawat di sejumlah rumah sakit di Palu dan sekitarnya. Angka tersebut berdasarkan data yang dihimpun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Senin (1/10/2018) pukul 13.00 WIB.

Sutopo mengatakan, jenazah korban gempa dan tsunami terus berdatangan. Karena Tim Evakuasi bersama relawan terus bekerja mengevakuasi mayat-mayat korban yang tertimbun bangunan rumah dan hotel.

Terkait dengan jumlah pengungsi dikatakan, sebanyak 48.025 orang mengungsi di Palu. Mereka mengungsi di lapangan dan lahan-lahan bebas bangunan karena gempa susulan terus terjadi. Meskipun kekuatannya kecil. Namun hal itu sangat mengganggu psikologi pengungsi. (syam/TN)