PPATK Telusuri Aliran Dana First Travel

 JAKARTA (Top News) – Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) secara proaktif telah melakukan penelusuran sejumlah rekening dan perpindahan aset milik Andika Surachman dan istrinya Anniesa Hasibuan. Hal itu dilakukan sehubungan telantarnya 70.000 jamaah umroh First Travel yang gagal diberangkatkan ke Tanah Suci Mekah Al-Mukaromah.
Selain itu penelusuran PPATK ini dilakukan terkait banyaknya jumlah korban umrah First Travel yang melapor ke Bareskrim Polri. Para korban mengaku ditipu First Travel karena tak kunjung diberangkatkan ke Tanah Suci. Padahal mereka sudah melunasi biaya umroh sejak 2015.
Polisi sudah menetapkan pasangan suami istri Andika Surachman, Anniesa Hasibuan dan Kiki Hasibuan, adik Anniesa, sebagai pemilik First Travel sebagai tersangka.
"Kami sudah melakukan penelusuran sesuai amanah UU  mulai dari penerimaan, penggunaan dan sebagainya," kata Kepala PPATK Kiagus Ahmad Badaruddin di Jakarta, kemarin.
Kendati tak bisa merinci besaran transaksi mencurigakan pihak-pihak terkait di First Travel, Badar memastikan penelusuran PPATK fokus pada dugaan transaksi mencurigakan, kecurangan dan pelanggaran pidana.
"Dana First Travel ada yang digunakan untuk memberangkatkan jamaah, ada yang buat investasi, ada yang buat keperluan pribadi," katanya.
Adapun arus lalu lintas transaksi keuangan First Travel yang tengah dianalisis PPATK ini terhitung sejak tahun 2011 hingga 2017. Badar menegaskan, tim PPATK masih terus bekerja mengusut kasus dugaan penyelewengan dana jamaah umrah First Travel ini.
"Tunggu saja hasilnya," ujarnya. Direktorat Tindak Pidana Umum Mabes Polri telah telah menahan tiga tersangka First Travel atas dugaan penipuan dan penggelapan dana jemaah umrah.
Polisi juga telah menyegel sejumlah aset milik perusahaan dan ketiga tersangka, untuk bahan penyidikan tindak pidana pencucian uang (TPPU) dari setoran dana jamaah umrah.
"Kalau predikat crimenya bisa dibuktikan, dilanjutkan TPPU. Dari sana, akan dilakukan tracing (mengusut) aset yang dimiliki First Travel," kata Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Herry Rudolf Nahak. (syam/TN)