Korupsi BWS Sumatera VII, Jaksa Kejati Bengkulu Diperiksa KPK

JAKARTA (Top News) - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan pemeriksaan terhadap tiga tersangka kasus dugaan korupsi penerimaan hadiah atau janji terkait proyek-proyek normalisasi sungai dan pembangunan irigasi di Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera VII Bengkulu.
Pemeriksaan terhadap dua tersangka itu berlangsung singkat. Amin Anwari (AAN) dan Murni Suhardi (MSU) tiba di Gedung KPK pukul 11.45 WIB dan meninggalkan gedung tersebut pukul 12.05 WIB. Atau sekitar 20 menit berada di Gedung KPK. Tidak diketahui mengapa pemeriksaan terhadap tersangka tersebut berlangsung super cepat dibanding tersangka-tersangka kasus korupsi lainnya.
Kedua tersangka enggan berbicara saat meninggalkan Gedung KPK. MSU dan AAN keluar dengan tenang tanpa menghiraukan awak media yang mengejarnya. Sedangkan, tersangka ketiga atas nama Parlin Purba (PP) tiba pukul 13.00 WIB. Namun saat selesai diperiksa, dia nampak terburu-buru dan hanya menjawab 'maaf bu, maaf bu',
Sebelumnya, tiga tersangka yang sudah ditahan KPK ini di antaranya Kasi Intel Kejaksaan Tinggi Bengkulu, PP, Direktur CV Murni Harapan Tehnik , MSU, dan terakhir tersangka Pegawai Negeri Sipil Balai Wilayah Sungai Sumatera VII, AAN.
"Tiga tersangka itu diperiksa terkait kasus korupsi proyek-proyek di BWS Sumatera VII Prov Bengkulu TA 2015-2016," kata Febri juru bicara KPK di Jl Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Kamis (22/6).
Terkait penahanan, lanjut Febri, tersangka Amin Anwari (AAN) selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PKKom) BWS Sumatera VII Bengkulu ditahan di Rumah Tahanan Polres Jakarta Timur.
Sementara untuk tersangka Murni Suhardi (MSU) selaku Direktur PT Mukomuko Putra Selatan Manjuto (MPSM) ditahan di Rumah Tahanan Polres Jakarta Pusat. Dan tersangka Parlin Purba (PP), Kasi Intel Kejati Bengkulu ditahan di Rumah Tahanan Cabang KPK di Pomdam Jaya Guntur Jakarta Selatan. (syam/TN)