Kalapas Cipinang Dicopot

JAKARTA (Top News) – Menkum HAM Yasona H Laoly mengatakan, ada sejumlah alasan mengapa Kalapas Cipinang Kunto Wiryanto dicopot dari jabatannya. Salah satunya Kalaps itu memberikan perlakuan istimewa terhadap gembong narkoba hingga dapat mengendalikan bisnis narkoba dari dalam lapas.
‘’Dia dicopot dan dinonjobkan. Meski demikian kalapas itu akan dihadapkan pada tim pemeriksa internal,’’ kata Menkun HAM Yasona H Laoly di Jakarta, Rabu (13/6/2017).
Ia mengatakan hal itu ketika buka bersama dengan Komisi III DPR RI di Masjid Baiturrahman Komplek Senayan  Jakarta Pusat.  Menkum HAM mengatakan, tim internal memang sudah memanggil Kunto. Tetapi dia tidak mengakui, bahwa dirinya telah memberikan tempat istimewa pada gembong narkoba.
‘’Dia bohong. Inilah yang jadi bahan tambahan untuk mencopotnya,’’ ujar Menkum HAM. Semua petugas lapas kata Menkum HAM yang terlibat akan dikenakan sanksi tegas. Mereka harus dipindah di tempat yang jauh. Dan napinya Chandra hari ini langsung dipindahkan ke LP Nusakambangan Cilacap.
Kakanwil Kemkumham DKI Jakarta Endang Sudirman menyebut pihaknya bakal mencopot Kalapas Cipinang Kunto Wiryanto‎. Pencopotan itu imbas dari temuan fasilitas yang dimiliki jaringan mendiang gembong narkoba Freddy Budiman, Haryanto Chandra alias Gombak di dalam lapas.
‎"Salah satu sanksinya (akan diberhentikan) karena di PP 53 disebutkan mulai dari ringan, sedang, hingga berat," kata Endang saat konferensi pers di Kantor Kemkumham, Jakarta, Rabu (14/6/2017).
Endang menyebut pihaknya akan segera memeriksa lima petugas termasuk Kalapas Cipinang buntut dari temuan fasilitas mewah berupa lima unit telepon genggam, laptop, modem WiFi, air conditioner (AC), dan adanya alat pengendalian CCTV di kamar sel jaringan Freddy. Hal itu diketahui dari temuan BNN ketika menggeledah kamar sel Gombak.
‎Sedangkan terhadap Gombak, serta dua tahanan lain yang memiliki fasilitas di luar ketentuan bakal dipindahkan ke Nusakambangan.
Menurut Endang, pemindahan Gombak ke Nusakambangan dilakukan dalam rangka pengawasan. Sedangkan dua tahanan yang lain juga terbuka kemungkinan dipindah ke Nusakambangan apabila terdapat bukti keduanya termasuk bagian jaringan Freddy.‎
"Sekarang memang belum dipindahkan. Nanti akan dilakukan pendalaman karena ini jelas melanggar. Nanti kita lihat ketiganya terlibat langsung atau tidak," katanya.  (syam/TN)