Ketika Akan Ditangkap, Nurhadi Sempat Mengunci Rapat Pintu Rumah

GTOPNEWS.COM -  Penangkapan eks Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Nurhadi dan menantunya, Rezky Herbiono merupakan hasil kerjasama antara KPK dengan aparat kepolisian.

Hal itu dikatakan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron saat jumpa pers di kantornya Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Selasa 2/6/2020).

Ia mengatakan bahwa pihaknya terus mengikuti pergerakan buronan itu hingga akhirnya tertangkap di sebuah rumah di Bilangan Jakarta Selatan. Ketika akan ditangkap katanya, buronan itu sempat menutup pintunya rapat-rapat. Bahkan enggan membukakan, meskipun telah dikepung  petugas KPK dan polisi. Kemudian disaksikan RT, pintu tersebut terpaksa didobrak paksa.

‘’Di saat itulah Nurhadi dan menantunya Rizky langsung ditangkap,’’ kata Ghufron.  Pihaknya tak akan membiarkan para burunan KPK terus menghirup udara bebas. Ia meminta semua tersangka kasus korupsi yang menjadi buronan KPK agar menyerahkan diri sebelum digrebek seperti Nurhadi dan Rizky.

‘’Kepada tersangka HS (Hiendra Soenjoto) dan seluruh tersangka KPK yang masih dalam status DPO kami ingatkan untuk segera menyerahkan diri," pintanya.

Hiendra Soenjoto merupakan Direktur PT Multicon Indrajaya Terminal (MIT) yang dijerat KPK sebagai tersangka bersama Nurhadi dan Rezky. Hiendra hingga kini belum tertangkap.

Selain Hiendra, masih ada lima nama lain yang masuk dalam DPO. Terahir adalah pemilik Borneo Lumbung Energi dan Metal Samin Tan.

Samin Tan buron sejak 6 Mei 2020. Dan dia sendiri dijerat sebagai tersangka Februari 2019.

Buron KPK berikutnya adalah Sjamsul Nursalim dan istrinya, Itjih Nursalim. Keduanya tersangka korupsi kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) dan masuk dalam DPO September 2019. Sjamsul dan Itjih ditetapkan sebagai tersangka BLBI Rp 4,58 triliun sejak 10 Juni 2019. DPO berikutnya adalah eks Panglima GAM Wilayah Sabang Izil dan politisi PDIP Harun Masiku.  (syam/TN)