Suharso Plt Ketum PPP Gantikan Romy

GTOPNEWS.COM – Gonjang ganjing ditangkapnya Ketua Umum (Ketum) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuzy dalam operasi tangkap tangan (OTT) KPK di Hotel Bumi Jalan Basuki Rahmat Surabaya, langsung disikapi DPP PPP dengan cepat. Yaitu dengan mengadakan rapat pleno khusus yang dihadiri lengkap Mahkamah Partai, Dewan Syariah, Dewan Pakar, Pengurus Harian dan petinggi PPP lainnya. Rapat dipimpin KH Maemun Zuber memutuskan mengganti Ketum Romy karena yang bersangkutan telah ditetapkan KPK sebagai tersangka dalam kasus jual beli jabatan di lingkungan Kementerian Agama RI. Adalah Suharso Monoarfa disepakati menjadi Plt Ketum PPP menggantikan Romy. Waketum PPP Reni Marlinawati menjelaskan, AD/ART PPP mengatur mengenai posisi Plt ketum yang harus diisi oleh Waketum PPP. Bahwa dalam ketentuan Anggaran Rumah Tangga yang telah diatur di mana para wakil ketua umum harus menggantikan wakil ketua umum. ‘’Tetapi karena terdapat atas pertimbangan Mahkamah Partai dan fatwa dari Majelis Syariah, maka seluruh wakil ketua umum menyetujui atas pertimbangan para majelis tersebut dan disampaikan oleh Majelis Syariah," kata Reni dalam jumpa pers di kantor DPP PPP, Jl Pangeran Diponegoro, Jakarta Pusat, Sabtu (16/3/2019).

Rei mengatakan, Majelis Syariah mengusulkan Suharso Monoarfa menjadi Plt Ketum. Fatwa Majelis Syariah PPP sudah sesuai dengan ketentuan Pasal 20 ayat 2 Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga yang harus diperhatikan dan dilaksanakan. Pihaknya mengajak seluruh kader PPP di seluruh Indonesia tetap berada di dalam satu barisan menjaga soliditas dan tetap semangat berjuang bersama PPP. ‘’Tentu mengamankan dan memastikan bahwa di dalam Pemilu 17 April 2019, PPP tetap menjadi pemenang sebagaimana yang telah ditetapkan oleh DPP PPP," ujar Reni. Romy dicopot dari posisi ketum PPP setelah ditetapkan KPK sebagai tersangka. Romahurmuziy diduga meloloskan pendaftar seleksi jabatan pimpinan tinggi di Kemenag yakni Muafaq Wirahadi dan Haris Hasanuddin.

KPK menyebut Muafaq diduga memberi uang Rp 50 juta ke Romy terkait posisi kepala kantor Kemenag Kabupaten Gresik. Sedangkan Haris diduga setor Rp 250 juta untuk posisi Kakanwil Kemenag Jatim pada 6 Februari 2019. Wakil Ketua KPK Laode M Syarif mengatakan, dalam kasus ini, diduga RMY (Romahurmuziy) bersama-sama dengan pihak Kementerian Agama RI menerima suap untuk mempengaruhi hasil seleksi jabatan pimpinan tinggi di Kemenag, yaitu Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Gresik dan Kepala Kantor Wilayah Kemenag Jawa Timur. (syam/TN)