KPK Rekrut Penyelidik OJK untuk Menyasar Korupsi di Dunia Perbankan dan Pasar Modal

GTOPNEWS.COM – KPK mulai melirik kasus-kasus perbankan dan pasar modal. Untuk kepentingan itu, KPK berencana merekrut tim Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk jadi penyelidik. "KPK akan mengisi penyelidik yang kosong. Dan kita telah kirim surat ke BPKP, PPATK, OJK, dan  Kementerian Lingkungan Hidup untuk jadi penyelidik. Ini merupakan Alih tugas dari supporting system, misal yang punya keahlian akuntansi bisa jadi penyelidik akuntansi forensik," kata Ketua KPK Agus Rahardjo di Gedung Pusat Edukasi Antikorupsi, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Senin (11/3/2019).

Ia mengatakan ha itu usai membuka pelatihan penyelidik menjadi penyidik. Dia menyatakan saat ini penyidik KPK berjumlah 80 orang dan bakal bertambah lagi, baik dari pelatihan yang kali ini diikuti sekitar 20 penyelidik ataupun penyidik yang berasal dari Polri.

"Kita merekrut teman-teman dari Polri. Dalam waktu dekat kita juga akan lakukan tes, Polri akan kirimkan 167, nggak tahu yang lulus berapa," ujarnya. Ketua KPK Agus mengatakan, para penyelidik dari OJK nanti bisa membuat KPK menyasar kasus-kasus dugaan korupsi terkait sektor perbankan hingga pasar modal. Sementara, para penyelidik dari PPATK untuk penanganan kasus pencucian uang. "Dengan begitu kasus yang kita tangani lebih bervariasi. Jadi kalau ada OJK kira bisa menyentuh pasar modal dan perbankan, dan lingkungan juga. Kita secara khusus menyentuh ke arah, pencucian uang," kata Agus. Dia menyatakan di lembaga antikorupsi negara lain jumlah pegawai di bidang penindakan mencapai 70 persen dari total pegawai lembaga itu. Hal tersebut juga bakal diterapkan di KPK.

Dikatakan, mengacu pengalaman di luar, apakah itu ICAC Hong Kong atau CPIP Singapura atau tempat lain-lain, penindakan itu besar. Kalau melihat ICAC Hong Kong malah 70 persen di penindakan.

‘’Mungkin desain awalnya yang kita agak keliru. Karena supporting systemnya  lebih banyak dibanding penindakan. Maka pelan-pelan kita geser," jelasnya. (syam/TN)