Petani Tadah Hujan di Grobogan Tak Bisa Nikmati Pesta Lebaran Akibat Gagal Panen

GROBOGAN (TopNews.Com) – Petani tadah hujan di Kabupaten Grobogan tak bisa menikmati pesta Lebaran akibat gagal panen.  Beberapa petani di Gabus, Pulokulon dan Wirosari mengatakan, dua bulan lebih wilayah Kabupaten Grobogan tidak hujan. Meskipun daerah itu diramal BMGK masih masuk musim penghujan.

Akibat tidak ada hujan itu, praktis tanaman padi di daerah-daerah tadah hujan seperti Ngaringan, Tawangharjo, Grobogan, Kedungjati, Tanggungharjo, Geyer dan tiga daerah yang disebutkan di atas, mengalami gagal panen. Padahal sebagian besar tanaman padi di beberapa daerah tersebut sudah mulai berbuah. Bahkan  belasan hektare lainnya telah menguning. Namun tak berisi lantaran kurang air.

Oleh pemiliknya sebagian tanaman pangan itu langsung dibabat untuk pakan ternak. Sebagian yang lain dibakar di tempat untuk mematikan siklus hama beluk. Karena hama jenis ini banyak didapati menyerang tanaman padi di daerah tadah hujan.

Yadi (50), petani Gabus mengatakan, Lebaran tahun ini petani tadah hujan jatuh miskin. Sebab tanaman padi yang diandalkan untuk Lebaran 2018 puso kekeringan.  Dikatakan, petani di Gabus sama sekali tak dapat menyelematkan tanaman pangan itu. Karena di daerah tersebut sungai-sungai pada mengering. Bahkan embung-embung bantuan pemerintah ikut mengering bersamaan mengeringnya tanaman padi di sawah.

Diperkirakan tanaman padi tadah hujan yang mati akibat kekeringan mencapai  ratusan hektare. Sebagian yang mati itu dikabarkan mendapatkan gantirugi dari asuransi PT Jasindo.

Yadi mengatakan, yang mendapatkan gantirugi dari PT Jasindo sedikit  sekali, karena sebagian besar petani tidak melaporkan kekeringan itu ke Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Grobogan melalui penyuluh pertanian  maupun UPTD Pertanian di kecamatan.

Kadinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Grobogan Edhie Sudaryanto belum berhasil dihubungi. (syam/TN)