KPK Geledah Lima Unit Rumah Tersangka Suap Wali Kota Kendari

JAKARTA (TopNews) – Pasca ditetapkannya Wali Kota Kendari Adriatma Dwi Putra dan ayahnya Cagub Sulawesi Tenggara (Sultra) Asrun, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah sejumlah tempat di daerah itu, Jumat (2/3/2018). Penggeledahan dilakukan puluhan anggota Tim Penyidik KPK. Mereka tiba di Kendari sehari sebelum penggeledahan berlangsung.
Dengan dikawal 12 anggota Brimob Polda Sulawesi Tenggara bersenjata lengkap, penggeledahan dilakukan pada lima tempat. Kelimanya yakni, rumah jabatan Wali Kota Kendari di Jalan Made Sabara I Kelurahan Mandonga, Kecamatan Mandonga.
Selain itu, rumah pribadi tersangka Kepala BPKAD Fatmawati Faqih di BTN I Wua-wua di Kelurahan Bende.R umah Karina Siska Imran di Jalan Tina Orima, Kelurahan Anaiwoi, Kecamatan Kadia.
Rumah keempat yang digeledah adalah milik pribadi Wali Kota Kendari di Jalan Syech Yusuf, Kelurahan Korumba. Terakhir Kantor PT Bangun Sarana Nusantara (BSN) di Jalan Syech Yusuf Nomor 8, Kelurahan Mandonga, Kota Kendari.
Tim KPK menyewa belasan unit mobil, melakukan penggeledahan secara serentak. Dikawal kepolisian, pihak KPK langsung masuk ke dalam rumah dan menggeledah begitu turun dari mobil.
Penggeledahan terkait kasus dugaan suap Wali Kota Kendari itu, berlangsung tertutup. Semua lokasi dilengkapi pagar setinggi satu meter lebih, sehingga menyulitkan warga yang mencoba mengintip ke dalam rumah tempat terjadinya penggeledahan.
Wali Kota Adriatma dan ayahnya Cagub Sultra tertangkap KPK melalui OTT di Kendari,  Kamis (1/3/2018) dini hari. Keduanya bersama mantan Kepala BPPKAD Fatmawati Faqih dan Direktur PT Bangun Sarana Nusantara (BSN) Hasmun Hamzah ditetapkan KPK sebagai tersangka. Mereka terlibat suap menyuap proyek-proyek pengadaan barang/jasa tahun anggaran 2017-2018.
Dalam kasus itu, KPK mengamankan uang Rp 2,8 miliar. Uang tersebut didapat Adriatma dari Hamam untuk kepentingan kampanye Asun yang maju sebagai Cagub Sultra dalam Pilkada Serentak 2018.  (syam/TN)